Buat anak kelas XI Rpl 1 dan 2 tugas SWR membuat blog tentang tempat PSG kalian masing-masing...
kirim alamat blog kalian di email:
mask_her@yahoo.com atau sugenghw@yahoo.co.id
(Tertanda Ahmad Hermanto)
Menu Utama
Pembelajaran
-
Materi Pascal
Materi Visual Basic
Materi HTML dan PHP
Tips Trik Blogger
Soal latihan
Download Soal latihan
Serba-serbi
Forum Alumni
Pemrograman
Dakwah -->
SMK AL-AZHAR's Fan Box
SMK AL-AZHAR on Facebook
Minggu, 02 Januari 2011
Diposting oleh Anonim di 10.40 0 komentar
Bagaimana Cara Mengoptimalkan RAM?
Selasa, 25 Mei 2010
Gambar 1. Task Manager.
Cara membaca informasi yang ada pada Task Manager untuk mengoptimalkan penggunaan RAM anda adalah sebagai berikut:
Tips untuk Mengoptimalkan Penggunaan RAM
Gambar 3. Msconfig.
Beberapa services yang bisa dengan aman anda non aktifkan dapat anda lihat di Tabel 1.
Tabel 1. Services yang bisa anda non Aktifkan.
Anda dapat memonitor penggunaan memory komputer anda menggunakan tab Performance's pada Task Manager (lihat Gambar 1.). Untuk menjalankan Task Manager, tekan Ctrl + Alt + Del, kemudian klik tab Performance.
Gambar 1. Task Manager.
Cara membaca informasi yang ada pada Task Manager untuk mengoptimalkan penggunaan RAM anda adalah sebagai berikut:
- Jika Total Commit Charge lebih besar dari Total Physical Memory, berarti komputer anda membutuhkan RAM yang lebih besar. Saat Total Commit Charge lebih besar dari Total Physical Memory berarti komputer anda secara teratur harus menggunakan Page File, yang akan membuat system anda menjadi lambat. Anda harus membeli RAM untuk menambah kapasitas RAM anda untuk mengatasi masalah ini.
- Jika Peak Commit Charge mendekati Limit Commit Charge, berarti anda harus menambah RAM atau memperbesar ukuran dari Page File.
Tips untuk Mengoptimalkan Penggunaan RAM
- Hapus DLL di cache memory. Apabila system anda terasa lambat saat Win XP berjalan untuk beberapa saat atau RAM tiba - tiba menjadi sedikit, mungkin penyebabnya ialah file DLL dari program - program yang sudah tidak lagi dijalankan, tetapi Win XP masih menyimpannya di memori. Terkadang Win XP menyimpan file - file DLL di cache memori, bahkan saat program yang memerlukan file DLL tersebut sudah tidak lagi dijalankan. Hal tersebut dapat mengurangi memori yang tersedia bagi aplikasi - aplikasi yang lain. Anda bisa menghapus file DLL yang sudah tidak digunakan di cache memori melalu Registry. Caranya, buka Registry Editor kemudian cari HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer. Buat DWORD baru dengan nama value-nya AlwaysUnloadDll , kemudian berikan data value-nya 1. Exit registry editor kemudian restart komputer anda.
- Kurangi "Color Quality". Menggunakan warna 32 bit lebih banyak memakai memori daripada menggunakan warna 16 bit. Jika komputer anda biasanya digunakan untuk aplikasi bisnis dan kantor seperti word processor dan spreadsheet maka perbedaan antara warna 16 bit dan 32 bit tidak terlalu terlihat, jadi lebih baik turunkan saja color quality menjadi 32 bit. Caranya, klik kanan di tempat kosong di desktop anda | Properties | Settings kemudian di color quality box pilih 16 bit (lihat Gambar 2).
- Hindari aplikasi - aplikasi DOS. Aplikasi - aplikasi DOS menyebabkan Win XP tidak mengatur penggunaan memori dengan baik. Jika anda masih menggunakan aplikasi - aplikasi DOS, ganti saja dengan yang versi Windows. Misalnya anda saat ini masih menggunakan Turbo PASCAL 7.0 lebih baik ganti saja dengan Turbo PASCAL for Windows.
- Kurangi / Hapus icon shortcut yang ada di desktop anda. Setiap icon di desktop anda cukup memakan memori. Hapus saja icon - icon yang jarang anda gunakan di desktop anda. Coba gunakan Clean Desktop Wizzard untuk menghapus icon desktop yang jarang anda gunakan secara otomatis. Klik kanan di dektop anda | Properties | Desktop | Customize Desktop | Clean Desktop Now. Ikuti Wizard untuk menghapus icon yang sudah tidak/jarang digunakan.
- Kurangi aplikasi dan services yang tidak diperlukan. Banyak sekali services windows yang berjalan di background yang sebernanya tidak terlalu anda butuhkan. Untuk melihat services apa saja yang berjalan pada saat start up, klik Start | Run kemudian pada box Open ketik msconfig klik OK. Lihat pada tab Services, yang tercentang adalah services yang berjalan pada saat start up, anda bisa menghilangkan tanda centang atau tanda cek pada services yang tidak anda butuhkan, setelah itu klik OK kemudian restart komputer anda.
Gambar 3. Msconfig.
Beberapa services yang bisa dengan aman anda non aktifkan dapat anda lihat di Tabel 1.
Tabel 1. Services yang bisa anda non Aktifkan.
Diposting oleh Mas Herman di 19.30 0 komentar
Label: Tips Trik
SARTONO SANG PENCIPTA LAGU HYMNE GURU
Minggu, 02 Mei 2010
Siapa yang tak kenal lagu ini lirik himne guru berjudul Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, ini sangat sering terdengar di telinga kita. Masih terngiang betapa di era 1980-an, lagu ini sangat sering dinyanyikan di sekolah-sekolah. Sebab setiap upacara bendera pada hari Senin, lagu ini selalu dinyanyikan. Istilah “pahlawan tanpa tanda jasa” bahkan kemudian menjadi ikon yang disematkan kepada para guru. Siapa sangka bila “sang pahlawan” yang tanpa tanda jasa itu sejatinya dialami si pencipta lagu tersebut. Ya, Sartono, pencipta lagu yang juga guru itu di masa senjanya hidup dalam kesederhanaan. Laki- laki asal Madiun yang genap berusia 72 tahun, 29 Mei ini, tinggal rumah sederhana di Jalan Halmahera 98, Madiun.
----------------------
BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG MENGHARGAI PARA PAHLAWANNYA..!!!
Mengikuti sayembara mencipta himne guru dari secarik koran di bis. Selama 24 tahun tetap setia menjadi guru honorer di SMP swasta. Penghargannya kebanyakan piagam saja.
- Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
- Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
- Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
- Sbagai prasasti trimakasihku tuk pengabdianmu
- Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
- Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
- Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa
Sejak ia mengajar musik di SMP Purna Karya Bhakti Madiun pada 1978, hingga “pensiun” pada 2002 lalu, Sartono tetap menyandang guru honorer. Ia tak punya gaji pensiunan, karena statusnya bukan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Kawan-kawan sesama guru sempat membantu mengajukan dia menjadi PNS. “Katanya sih sering diajukan nama saya, tetapi sampai saya pensiun dari tugas sebagai guru, PNS untuk saya kok tidak datang juga,” kata Sartono.
Sartono memang minder dengan latar belakang pendidikannya yang tak tamat SMA. Ia mengajar di SMP Purna Karya Bhakti, yang belakangan lebih dikenal sebagai SMP Kristen Santo Bernadus, berbekal bakatnya di bidang musik. Sartono yang beragama Islam itu melamar di Santo Bernadus berbekal sertifikat pengalaman kerja di Lokananta, perusahan pembuat piringan hitam di Solo, Jawa Tengah.
Hidup serba dalam kesempitan, tak membuat Sartono meratapi nasib. Ia merasa terhibur, dengan kebersamaan dengan Damiyati, BA, 59 tahun, isterinya yang guru PNS. Damiyati dinikahi Sartono pada 1971. Dari pernikahan mereka belum jua dikaruniai anak. Sehingga mereka mengasuh dua orang keponakan. Damiyati yang juga guru, juga seniman biasa manggung bersama Ketoprak Siswo Budoyo Tulungagung, di masa mudanya.
Kehidupan sehari-harinya kini hanya dari pensiun istrinya yang tak lebih dari dari Rp 1 juta. Sartono sendiri kala masih aktif mengajar, gajinya pada akhir pengabdiannya sebagai guru seni musik cuma Rp 60.000 per bulan. “Gaji saya sangat rendah, bahkan mungkin paling rendah diantara guru-guru lainnya,” katanya mengenang masa lalunya.
Kala masih kuat, Sartono menambal periuk dapurnya dengan mengajar musik. Sepekan sekali, Sartono yang pandai bermain piano, gitar, dan saksofon, ini rutin mengajar kulintang di Perhutani Nganjuk, sekira 60 kilometer dari rumahnya di Madiun.BERMULA DARI LOKANANTA
Jalan menjadi guru berawal dari kegemarannya bermain musik. Putra sulung dari lima bersaudara ini sebenarnya lahir dari keluarga cukup berada. Maklum, ayahnya R. Soepadi adalah Camat Lorog, Pacitan. Sartono kecil memang suka bermain musik secara otodidak. Namun, hidup nyaman tak bisa dirasakan berlama-lama. Ketika ia berusia 7 tahun, Jepang menduduki Indonesia. Ayahnya pun tak lagi menjabat camat.
Sartono, bersama empat adiknya, Sartini, Sartinah, Sarwono dan Sarsanti, tak bisa mengenyam pendidikan tinggi. Ia sendiri putus sekolah kala kelas dua di SMA Negeri 3 Surabaya.
Ia kemudian bekerja di Lokananta, perusahaan rekaman dan produsen piringan hitam. “Saya Lupa tahun berapa itu, tapi saya hanya bekerja selama dua tahun saja,” kata Sartono, yang mengaku sudah susah mengingat tahun.
Selepas kerja di Lokananta, Sartono bergabung dengan grup musik keroncong milik TNI AU di Madiun. Ia bersama kelompok musik tentara itu pernah penghibur tentara di Irian. “Di sana selama tiga bulan,” jelasnya.
DARI SECARIK KORAN
Ihwal penciptaan lagu himne guru itu boleh dibilang tak sengaja. Ketika itu, tahun 1980, Sartono tengah naik bis menuju Perhutani Nganjuk, untuk mengajar kulintang. Di perjalanan, secara tidak sengaja ia membaca di secarik koran, mengenai sayembara penciptaan lagu himne guru yang diselenggarakan Depdiknas. Hadiahnya besar untuk saat itu, Rp 750.000. Waktu yang tersisa dua pekan, untuk merampungkan lagu.
Sartono yang tak bisa membaca not balok ini, mulai tenggelam dalam kerja keras mengarang lagu saban harinya. “Saya mencermati betul seperti apa sebenarnya guru itu,” jelas Sartono sambil memulai membuat lagu itu.
Waktu sudah mepet, lagu belum juga jadi. Sartono pusing bukan kepalang. Syairnya masih amburadul. Pada hari pertama Hari Raya Idul Fitri, Sartono tidak keluar rumah. Ia bahkan tak turut beranjang sana mengantar istri dan dua keponakannya silaturrahmi ke orangtua dan sanak famili. “Saat itu kesempatan bagi saya untuk membuat lagu dan syair secara serius,” katanya. “Waktu itu saya merasa begitu lancar membuat lagu dan menulis syairnya.”
Awalnya, lirik yang ia ciptakan kepanjangan. Padahal, durasi lagu tak lebih dari empat menit. Sartono pun berkali- kali mengkajinya untuk mengetahui mana yang harus dibuang. “Karena panjang sekali, maka saya harus membuang beberapa syairnya,” jelas Sartono. Hingga muncullah istilah “pahlawan tanpa tanda jasa.”
“Guru itu juga pahlawan. Tetapi selepas mereka berbakti tak satu pun ada tanda jasa menempel pada mereka, seperti yang ada pada polisi atau tentara,” katanya.
Persoalan tak begitu saja beres. Lagu ada, Sartono kebingungan mengirimnya ke panitia lomba di Jakarta. Sebab ia tidak punya uang untuk biaya pengiriman via pos. “Akhirnya saya menjual jas untuk biaya pos,” katanya.
Sartono menang. “Hadiahnya berupa cek. Sesampainya di Madiun saya tukarkan dengan sepeda motor di salah satu dealer,” kata Sartono.
PENGHARGAAN MINIM
Lagunya melambung, Sartono tidak. Sang pencipta tetap saja menggeluti dunia mengajar sebagai guru honorer hingga “pensiun.” Kalaulah ada penghargaan selain hadiah mencipta lagu, “cuma” beberapa lembar piagam ucapan terimakasih. Nampak piagam berpigura dari Gubernur Jawa Timur Imam Utomo yang diberikan pada 2005. Pak Gubernur juga memberikan bantuan Rp 600.000, plus sebuah keyboard.
Piagam lainnya diberikan Menteri Pendidikan Nasional Yahya Muhaimin pada 2000. Kemudian piagam dari Menteri Pendidikan Nasional Bambang Soedibyo pada 2005, plus bantuan uang. “Isinya enam ratus ribu rupiah,” kata Sartono.
Tahun 2006 lalu, giliran Walikota Madiun yang dalam sepanjang sejarah baru kali ini memberikan perhatian kepadanya. “Pak Walikota menghadiahi saya sepeda motor Garuda,” kata Sartono seraya menunjuk sepeda motor pemberian Walikota Madiun.
Meski minim perhatian, Sartono tetaplah bangga, lagunya menjadi himne para guru. Pekerjaan yang dilakoninya selama 24 tahun. Pengabdian yang tak pendek bagi seorang pahlawan tanpa tanda jasa.
BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG MENGHARGAI PARA PAHLAWANNYA..!!!
Diposting oleh Mas Herman di 12.26 0 komentar
Label: Kisah
Langganan:
Postingan (Atom)